Langsung ke konten utama

Postingan

Kesaksian langit.

                             Google.com Hari itu, hari dimana,sebuah harsa tak akan pernah cukup di lukiskan dengan akal pikiran manusia hari dimana air mata tidak selalu menjadi bukti sebuah nestapa, melainkan harsa nan tiadatara  Mempelai laki² itu menjabat tangan sang penghulu. Dengan sangat erat,yakin tanpa sedikitpun terlihat ragu suaranya bergema di seluruh penjuru Kemudian dengan lantang ia rapal sepatah Qobiltu. Pertanda awal baru nan penuh haru detik itu Dua daksa pemilik hari bahagia hanyut dalam masing² diri mereka. Mengalun,selaras, layaknya melodi yang menciptakan bunga semerbak dalam atma setiap manusia terdekatnya.  Hari itu menjadi hari yang sangat berkesan Dengan diiringi makna sebuah ayat, Maka nikmat tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?. #la.mènya
Postingan terbaru

Dekat Perpustakaan,03.00 dini hari.

                                                   Google.com Dekat perpustakaan, 03.00 dini hari  Wisata masa lalu tentang sebuah harsa kembali membara Asa seorang raga untuk bersama seakan tak pernah memadamkan mercusuarnya.  Di balik Daksa yang diam, ada atma yang tetap hidup, menunggu kesempatan untuk kembali. Ya, hari itu, Setelah secara niskala kau membuat daku mati berkali kali.  Alih alih menaruh rasa tak suka,  Bahkan aku tak kuasa untuk sekedar menunjukmu sebagai tersangka.  Karena kau masih menjadi satu²nya yang aku puja, Diantara jutaan nama,  Yang memintaku berhenti menaruh dalam sebuah rasa.  Tidak apa, arkian, daku kan tetap menggenggammu Sekalipun dalam wujud akara tak tampak dari daksamu.  Melupakanmu,  Itu hanya sebuah prosa tanpa makna. Karena,diam² Seringkali daku bisikkan kisahmu pa...

Kerajaan cinta?

                                              Google.com Aku duga setelah bersama denganmu jatukramaku akan indah layaknya Budapest.. Sehingga seringkali aku minta, relasi kita dipenuhi keajaiban layaknya Marakesh. Kemarin, saat ku tatap netramu ketenangannya melebihi talin. namun akhirnya harus ku lupkan, hanya karena harapmu yang tak pernah benar² ingin. Dan sebelum kita menjadi sejarah layaknya roma, tak sempat ku tau harus pulang dan berteduh kemana. Sehingga aku di buat bingung,oleh tujuan yang membuatku dilema. Namun, Puisiku santai.  Biarkan saja ia bahagia Bersama wanita yang kemarin ia pilih dengan bangga Karena yang ku dengar, bersamamu ia luka. Dan bersamanya tak pernah kau temukan dirimu berharga. Maka kenapa harus bertahan sekuat daksa? Jika dalam waktu luangnyapun,lintas bayangmu saja tiada? Abadi dalam kerajaan cinta? Bangunlah! Hal itu ...

puncak lara‽

                                         google.com Sajak² indah yang kemarin aku rakit, Kian berubah menjadi bait²  Yang tersusun berlandaskan rasa sakit. Kita, Yang ketika di kisahkan indah layaknya mangata, Mengapa sekarang harus beda? Dengan rasa yang tak lagi berada  Dalam satu kata yang sama‽ Mengapa kata harsa harus menjadi nestapa? Mengapa juga kata amerta kian menjadi fana? Tidak kah ini sebuah simalakama? Melebihi enigma dunia? Harapan² yang kemarin ku kira tidak akan memiliki titik akhir, Ternyata telah di buat hangus terbakar oleh api takdir. Kita, Sedang menjalani masa, Menuju ketiadaan. <313°F #poetrylovers✒️ #diary #menya #sajak #aestethics #sad

313°F?

                                         google.com Ada hati yang patah Ingin pulang pun sudah tak tentu arah Kemana,dan kepada siapa lagi Meminta kewarasan diri agar kembali Entahlah.. Yang kemarin memang menyakitkan Tapi kali ini rasanya tak mampu aku utarakan, Layaknya alam semesta, Melebihi perjalanan 20 miliyar tahun cahaya Tak terhingga. Memang. Kewarasanku masih terjaga Ketika sang radithya dengan cahayanya Masih bersinar menghidupi bumantara di bawahnya. Semua masih baik² saja, aku rasa. Namun ketika sang chandra  menggantikan takhtanya, Kemudian gulita tercipta di sebagian penjuru dunia, Aku kembali tak sadarkan diri Kewarasan dalam diriku seakan pergi Menjadikan waktu peraduanku penuh melankoli.  Aku hampir terbunuh waktu itu. 22°C #sajak #diksi #aestethic #melankoli #mey #la mènya

Setitik Harapan

                                          Google.com Setiap bait puisi itu pasti ada orangnya, Dan orangnya, masih tetap kamu, Juga akan selalu kamu.  Kamu yang genggaman tangannya sudah terlepas dari genggaman tanganku. Kamu yang di dalam netranya sudah tak ku lihat lagi aku. Juga kamu yang sekarang sudah  sebahagia itu dan tidak semenyedihkan aku . Kesedihan ini enggan berkesudahan, Layaknya sang pembaca yang kehilangan indra penglihatan. Hingga beberapa orang datang menawarkan sebuah pelukan. Namun, yang mereka dapatkan, Lagi lagi hanya seucap penolakan. Karena dalam kenyataan, hanya pelukanmu lah yang aku nantikan.  Bukan pelukan mereka, yang tak berarti apa². #Izinkanakumengeluh #mey

Kita Berbeda.

                                      Google.com   "semoga, suatu saat, kumandang adzan di masjidmu bisa memanggilku, menggantikan dentang lonceng di gerejaku.ku harap.                                     mahend lengkara samudra_                                              *** "Mahend!" Merasa namanya di panggil, sang empu yang tadinya sedang fokus membaca buku,kini menghentikan aktivitasnya. "Iya eve, kenapa hm?" "Kalung rosario kamu." gadis itu menyerahkan sesuatu yang tadi ia genggam di tangannya. "Oh..iya tadi aku lupa bawa.makasih" jawab sang empu. "Sama sama mahend.tadi aku temuin itu di meja kamu." "Iya eve.sekali lagi makasih" Evelyn, gadis yang tadinya memanggil mahend itu seka...