Google.com
Setiap bait puisi itu pasti ada orangnya,
Dan orangnya,
masih tetap kamu,
Juga akan selalu kamu.
Kamu yang genggaman tangannya sudah terlepas dari genggaman tanganku.
Kamu yang di dalam netranya sudah tak ku lihat lagi aku.
Juga kamu yang sekarang sudah sebahagia itu dan tidak semenyedihkan aku .
Kesedihan ini enggan berkesudahan,
Layaknya sang pembaca yang kehilangan indra penglihatan.
Hingga beberapa orang datang menawarkan sebuah pelukan.
Namun, yang mereka dapatkan,
Lagi lagi hanya seucap penolakan.
Karena dalam kenyataan,
hanya pelukanmu lah yang aku nantikan.
Bukan pelukan mereka,
yang tak berarti apa².
#Izinkanakumengeluh
#mey
Komentar
Posting Komentar