Langsung ke konten utama

Kesaksian langit.

                             Google.com

Hari itu,

hari dimana,sebuah harsa tak akan pernah cukup di lukiskan dengan akal pikiran manusia

hari dimana air mata tidak selalu menjadi bukti sebuah nestapa, melainkan harsa nan tiadatara 

Mempelai laki² itu menjabat tangan sang penghulu.

Dengan sangat erat,yakin tanpa sedikitpun terlihat ragu

suaranya bergema di seluruh penjuru

Kemudian dengan lantang ia rapal sepatah Qobiltu.

Pertanda awal baru nan penuh haru detik itu

Dua daksa pemilik hari bahagia hanyut dalam masing² diri mereka.

Mengalun,selaras, layaknya melodi yang menciptakan bunga semerbak dalam atma setiap manusia terdekatnya. 

Hari itu menjadi hari yang sangat berkesan

Dengan diiringi makna sebuah ayat,

Maka nikmat tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?.



#la.mènya


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Setitik Harapan

                                          Google.com Setiap bait puisi itu pasti ada orangnya, Dan orangnya, masih tetap kamu, Juga akan selalu kamu.  Kamu yang genggaman tangannya sudah terlepas dari genggaman tanganku. Kamu yang di dalam netranya sudah tak ku lihat lagi aku. Juga kamu yang sekarang sudah  sebahagia itu dan tidak semenyedihkan aku . Kesedihan ini enggan berkesudahan, Layaknya sang pembaca yang kehilangan indra penglihatan. Hingga beberapa orang datang menawarkan sebuah pelukan. Namun, yang mereka dapatkan, Lagi lagi hanya seucap penolakan. Karena dalam kenyataan, hanya pelukanmu lah yang aku nantikan.  Bukan pelukan mereka, yang tak berarti apa². #Izinkanakumengeluh #mey

puncak lara‽

                                         google.com Sajak² indah yang kemarin aku rakit, Kian berubah menjadi bait²  Yang tersusun berlandaskan rasa sakit. Kita, Yang ketika di kisahkan indah layaknya mangata, Mengapa sekarang harus beda? Dengan rasa yang tak lagi berada  Dalam satu kata yang sama‽ Mengapa kata harsa harus menjadi nestapa? Mengapa juga kata amerta kian menjadi fana? Tidak kah ini sebuah simalakama? Melebihi enigma dunia? Harapan² yang kemarin ku kira tidak akan memiliki titik akhir, Ternyata telah di buat hangus terbakar oleh api takdir. Kita, Sedang menjalani masa, Menuju ketiadaan. <313°F #poetrylovers✒️ #diary #menya #sajak #aestethics #sad

Kita Berbeda.

                                      Google.com   "semoga, suatu saat, kumandang adzan di masjidmu bisa memanggilku, menggantikan dentang lonceng di gerejaku.ku harap.                                     mahend lengkara samudra_                                              *** "Mahend!" Merasa namanya di panggil, sang empu yang tadinya sedang fokus membaca buku,kini menghentikan aktivitasnya. "Iya eve, kenapa hm?" "Kalung rosario kamu." gadis itu menyerahkan sesuatu yang tadi ia genggam di tangannya. "Oh..iya tadi aku lupa bawa.makasih" jawab sang empu. "Sama sama mahend.tadi aku temuin itu di meja kamu." "Iya eve.sekali lagi makasih" Evelyn, gadis yang tadinya memanggil mahend itu seka...