
Pamekasan, 03.00 WIB dini hari.
Saat itu aku terbangun untuk kesekian kali,
karena penyakit sialan itu lagi.
mungkin jika di beri pilihan dan mampu memilih,
aku akan memilih kehidupan yang lebih baik,
dan tidak mau mati bersama penyakit menyusahkan ini!
Benar, aku sakit‽
Ragaku..sakit.
alih² aku menangis,
mengeluh pun aku tidak pernah.
Jiwaku juga terlampau sakit.
alih² pergi ke psikologis,
menampakkannya pun aku tidak pernah.
"Nanti juga sembuh sendiri"
Kataku, mengingat buku bacaan karya hellobagas
yang aku baca bulan lalu.
Dan ternyata benar,
rasa sakit itu sembuh dengan sendirinya.
tanpa perhatian dari satupun diantara delapan miliar manusia yang hidup di dunia.
Tentunya kesembuhan itu tidak luput dari peranku sebagai diriku.
Entah aku yang sudah sangat teguh,
atau malah karena diriku yang sudah terlampau sering mengalami proses luka lalu sembuh.
Ya!.
aku terluka, dan aku bangga.
Aku bangga karena bisa sembuh dengan sendirinya.
Aku bangga karena bisa melewati semua proses jatuh dan bangunnya
Jika bisa sembuh sendiri, kenapa harus meminta bantuan manusia lain? kataku setiap waktu.
Orang² mungkin melihat aku berbicara, tertawa, dan aktif seperti orang² pada umumnya.
namun;
"Dia sakit jiwa!"
Hujat goresan pena berupa beberapa bait aksara yang biasanya aku tulis saat terluka.
"Sebentar lagi mungkin dia mati!"
Ejek bait aksara yang aku serat saat aku tengah sekarat.
"Tidak! Dia hebat. dia mampu menyinari dirinya sendiri dalam gelap, saat kedinginanpun dia selalu berhasil menghangatkan dan memeluk tubuhnya sendiri dengan erat. Dia, tidak seburuk itu, dia kupu² cantik kebanggaanku"
Jatukrama mewakili semuanya!
#biarkan aku mengeluh
#mey
Komentar
Posting Komentar