Langsung ke konten utama

Kita abadi.dalam ilusi?

                                                  Google.com

Akhirnya hari ini tiba,

hari dimana kita abadi dalam harsa, tanpa di bersamai oleh sedikitpun rasa nestapa. Hari dimana temu menjadi obat dari segala renjana. dimana kita, akan amerta selamanya.

Sebentar, dimana ini? Kita sedang berada di sebuah padang rumput dengan beberapa tangkai dandelions dimana². yang saat di terpa angin, kemudian beterbangan biji bersayap miliknya. Kita sedang bersenda gurau kala itu. Tertawa, dan bahagia bersama. Namun, perhatianku teralihkan pada beberapa kumpulan dandelions yang beterbangan di udara. membuat daksa ini tertarik, untuk tau kemana arah arus membawanya, untuk tau, sejauh mana arus menempuh jarak terjauhnya.

Demikian pun aku berlari, mengikuti kemana arah biji dandelions pergi. "Hati² tersandung" katamu sedikit berteriak, mengingatkanku dengan sayang. Dan...shh...kaki ku benar tersandung batu. Sakit sekali. Akh...aku terbangun‽‽‽.

#Dream Off.

Perlahan, aku buka sedikit netra ini dengan keadaan setengah sadar. Langit² kamar, terlihat samar². Benar! Tadi hanya mimpi, ternyata.

Sudah jelas.

Dan semakin di perjelas oleh suara² aneh di kepalaku.

"Bagimu mimpi hanyalah mimpi!. Jangan berespektasi terlalu tinggi, dan berharap itu benar terjadi. Perasaan hanyalah perasaan bagimu. Sudah sewajarnya walau itu harus kandas, dan hanya menyisakan sebuah luka tanpa bekas. ingat! Kamu hanyalah wayang!. "

Alter ego sialan..‽‽‽_

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Setitik Harapan

                                          Google.com Setiap bait puisi itu pasti ada orangnya, Dan orangnya, masih tetap kamu, Juga akan selalu kamu.  Kamu yang genggaman tangannya sudah terlepas dari genggaman tanganku. Kamu yang di dalam netranya sudah tak ku lihat lagi aku. Juga kamu yang sekarang sudah  sebahagia itu dan tidak semenyedihkan aku . Kesedihan ini enggan berkesudahan, Layaknya sang pembaca yang kehilangan indra penglihatan. Hingga beberapa orang datang menawarkan sebuah pelukan. Namun, yang mereka dapatkan, Lagi lagi hanya seucap penolakan. Karena dalam kenyataan, hanya pelukanmu lah yang aku nantikan.  Bukan pelukan mereka, yang tak berarti apa². #Izinkanakumengeluh #mey

puncak lara‽

                                         google.com Sajak² indah yang kemarin aku rakit, Kian berubah menjadi bait²  Yang tersusun berlandaskan rasa sakit. Kita, Yang ketika di kisahkan indah layaknya mangata, Mengapa sekarang harus beda? Dengan rasa yang tak lagi berada  Dalam satu kata yang sama‽ Mengapa kata harsa harus menjadi nestapa? Mengapa juga kata amerta kian menjadi fana? Tidak kah ini sebuah simalakama? Melebihi enigma dunia? Harapan² yang kemarin ku kira tidak akan memiliki titik akhir, Ternyata telah di buat hangus terbakar oleh api takdir. Kita, Sedang menjalani masa, Menuju ketiadaan. <313°F #poetrylovers✒️ #diary #menya #sajak #aestethics #sad

Kita Berbeda.

                                      Google.com   "semoga, suatu saat, kumandang adzan di masjidmu bisa memanggilku, menggantikan dentang lonceng di gerejaku.ku harap.                                     mahend lengkara samudra_                                              *** "Mahend!" Merasa namanya di panggil, sang empu yang tadinya sedang fokus membaca buku,kini menghentikan aktivitasnya. "Iya eve, kenapa hm?" "Kalung rosario kamu." gadis itu menyerahkan sesuatu yang tadi ia genggam di tangannya. "Oh..iya tadi aku lupa bawa.makasih" jawab sang empu. "Sama sama mahend.tadi aku temuin itu di meja kamu." "Iya eve.sekali lagi makasih" Evelyn, gadis yang tadinya memanggil mahend itu seka...