Langsung ke konten utama

Cinta Dan Lukanya.


Doc.pribadi

Hai,
Apa kabar dengan saudara?.
Dengan cara apa dunia menyayangimu hari ini?,masihkah dengan cara sebaik kemarin,atau malah semakin lebih baik?.Hahahaha...semoga.
Dan tentang aku,aku di sini juga "baik".Baik setiap hari ataupun setiap malam,aku selalu saja tidak bisa lepas dari pikiran tentangmu. Sedikitpun tak bisa.
Sebagian orang mencaci ku,mereka mengolok-olok,dan mengatakan bahwa aku tidak waras. Tapi tidak apa, berkat ketidakwarasan ini, aku mampu bertahan hidup. Berkat ketidakwarasan ini,aku mampu menjalani kehidupanku,yang penuh kegilaan terhadapmu. sangat penuh. entah itu suaramu, tawa khas mu, candaan konyolmu,
dan segala tentangmu.
Tidak tau kenapa, dan dengan alasan apa aku menulis ini hari ini. Aku hanya.. sedikit gamon?, mungkin.
Tapi sebentar, gamon?. Tidak, mungkin lebih tepatnya aku hanya teringat akan kamu. Hanya. Tapi kenapa setiap hari?. Entahlah..bahkan aku juga tidak memahami ini semua.
Entah mengapa akhir² ini,aku tidak bisa mengendalikan hati dan pikiranku.
ah,tidak! Lebih tepatnya, aku tidak bisa mengendalikan seluruh yang ada pada diriku, seluruhnya.
Otakku,mataku,batinku,ragaku.Bahkan,aku dan diriku sendiri juga terlibat di dalamnya.
Karena, jika menyangkut tentang dirimu, mereka semua memberontak. Bahkan diriku sendiri tak pernah bisa mengendalikannya.
Maka dari itu..kemudian aku menuliskannya
di sini, di bab ini.
Dan ini hanya sebagian,karena selebihnya,tidak pernah bisa aku Deskripsikan, hanya lewat sebatas coretan.

Sekalipun,tidak pernah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

semua,masih tentang kamu.

                                      Doc.pribadi Ruang obrolan itu. Aku pandangi lama, Dengan sesekali tersenyum karna mengingat hal² kecil yang membuat nadiku berdenyut lebih kencang dari biasanya. hal² kecil yang mungkin menurut orang lain tidak terlihat harga dan istimewanya. Namun,hal kecil itu sangat mampu membuatku dewana atasnya. tanpa sadar, setetes tirta tiba² terjun melewati netra ku. Aku beku dan seakan² di buat membisu. Oleh beberapa bait prosa yang menjadi akhir obrolan kita  malam itu. Sangat menyiksa rasanya.sungguh. Namun,aku hanya bisa mengatakan, "Hai,apakabar" dalam benak yang tak pernah benar² berani aku tanyakan, bahkan hanya dengan sebuah ketikan. Tidak pernah. Engkau dan dirimu memang telah pergi, Tapi semua tentangmu masih tertata rapi, Dan sudah aku buat abadi dalam beberapa bait kalimat indah berdiksi.

Aku tidak mengatakan "aku merindukan mu"

A ksara yang kehilangan maknanya.                                        Doc.pribadi Suaramu masih terngiang di benak ku, Wajahmu pun sama, masih tergambar jelas di sana. Tapi apalah daya? Aku hanyalah seorang gadis biasa Yang tak pernah bisa berbuat apa² Ketika rasa jejal sebuah renjana, Kembali merasuk menguasai sukma. Ya.Aku tak berdaya,aku hanya bisa larut, Dan tenggelam menikmati nestapa  Akibat lara setiap detiknya.