Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2024

jiwa yang layu🥀

  Yang aku sebut luka.                                       doc.pribadi Akhirnya telah sampai pada waktu  dimana duniaku kosong. benar² kosong. tidak ada siapapun disana, ruang itu kian hampa melebihi lakuna. Entah ini harus aku rayakan dengan harsa atau nestapa, Bahkan aku bingung harus menyebutnya apa. Wahai jiwa,tenanglah... Wahai netra,berhentilah engkau meneteskan air.. Wahai raga yang sedang di landa nestapa, kuatkanlah dirimu se kuat² nya.. Badai ini hanya sementara, dan bersiaplah menemukan bahagia setelahnya.. Berkali kali aku menguatkan diriku sendiri, tapi kata kuat tak pernah ada dalam sanggupku. hingga akhirnya,aku hanya bisa meratapi kisah hidupku yang kian berakhir sangat pilu.

Ending?

  AKHIR KISAH KITA                                            Doc.pribadi Untuk kamu, orang yang pernah singgah, di hati yang kini sedang patah. Untuk kamu, orang yang pernah menuliskan kisah indah  walau kini harus menjadi sejarah. Sejujurnya,aku ingin mencintaimu  seikhlas senja yang tak pernah lupa untuk kembali saat malam selalu memaksanya pergi. Untuk yang ke sekian kali,lagi dan lagi. Namun aku hanyalah seorang wenodya yang anantera dan tak ber-abhinaya ketika rasa hampa  merasuki sukma, ketika rasa kecewa  melucuti tenangnya atma dan ketika aku sering di buat terjebak  dalam labirin besar bertema renjana. Aku sudah berusaha melupakanmu, menghindar darimu,dan berfikir rasa ini akan hilang tanpa sebuah temu, namun dugaan ku salah! akara mu selalu saja menghampiri ku saat rasaku pada mu seakan mulai hilang  termakan waktu.   ...

Hari itu

Hanya luka kecil, Dan tidak apa.                                      Doc.pribadi                                   Di hari yang kian mengkelabu, Dengan cahaya rembulan sebagai penerang kala itu. Ku kidungkan nada² sendu berisikan lirik bersajak pilu. Mengabaikanmu nyatanya aku sakit. Menghapus paksa pertanyaan² tentang bagaimana kabar  dan juga harimu Layaknya menghilangkan  seluruh jiwaku  dari ragaku. Entah mengapa lidahku seakan²  di buat kelu Oleh lara yang kian terpatri di dalam  kalbu. Namun kata perpisahan tidak pernah ada dalam sanggupku, Kata selesai juga masih belum  teryakinkan dalam asrar kalbuku Dan akan ku tunggu perasaan ini perlahan hilang seiring berjalannya waktu, Agar rasa nestapa berhenti mengusik  ketenangan raga juga sukma ku. Tapi tidak apa, Aku tid...

Aku tidak mengatakan "aku merindukan mu"

A ksara yang kehilangan maknanya.                                        Doc.pribadi Suaramu masih terngiang di benak ku, Wajahmu pun sama, masih tergambar jelas di sana. Tapi apalah daya? Aku hanyalah seorang gadis biasa Yang tak pernah bisa berbuat apa² Ketika rasa jejal sebuah renjana, Kembali merasuk menguasai sukma. Ya.Aku tak berdaya,aku hanya bisa larut, Dan tenggelam menikmati nestapa  Akibat lara setiap detiknya.